Nama : Lailatul
Musarrofah
Npm : 15214966
Kelas : 4EA11
1.
Pengorganisasian Dari
Revisi Pesan-pesan Bisnis
Menulis pesan-pesan bisnis sangatlah berbeda dan tidak
semudah menulis pesan– pesan yang bersifat pribadi (personal), seperti
penulisan surat kepada orang tua, saudara, atau teman akrab.
Maka dari itu dalam menulis surat-surat bisnis yang
baik diperlukan proses pemikiran dan tenaga dan waktu yang cukup. Akan
berbahaya apabila penyampaian pesan – pesan bisnis cenderung dilakukan
secara asal-asalan atau ceroboh, baik dalam sisi substansi isi pesan mupun
format penulisan.

Pada dasarnya, untuk mencapai
pengorganisasian yang baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu Anda
mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide; kemudian Anda menetapkan urutan
ide-ide dengan perencanaan organisasional terpilih secara hati-hati.
1. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-ide
Memutuskan apa yang
harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator yang harus
dipecahkan. Jika materinya memang lemah, tidak memiliki suatu gaya yang
menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada. Cepat atau lambat, audiens akan
menyimpulkan bahwa Anda benar-benar tidak mempunyai sesuatu yang bernilai
sedikit pun. Apakah Anda menelepon, membuat 3 paragraf surat, atau menulis
laporan 200 halaman, Anda akan mulai dengan mendefinisikan isi materinya.
Semakin panjang dan kompleks, maka semakin penting tahap pertarna ini.
Apabila Anda menyusun
pesan yang panjang dan kompleks, maka outline sangat diperlukan dan menjadi
penting artinya. Mengapa demikian? Hal ini karena dengan adanya outline akan
membantu Anda memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya. Di samping itu, outline juga akan menuntun Anda untuk
mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik, efisien, dan
efektif Melalui perencanaan yang baik outline akan membantu Anda
mengekspresikan transisi antara ide-ide, sehingga audiens akan mengerti dan
memahami pola pernikiran Anda.
Susunan suatu outline
secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan:
a.
Mulailah dengan Ide Pokok
Ide pokok akan membantu Anda dalam
menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok tersebut dapat
dirangkum ke dalam dua hal, yaitu: (1) apa yang Anda inginkan terhadap audiens
untuk melakukannya atau memikirkannya; (2) alasan yang mendasar mengapa mereka
harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk
membuat outline.
b.
Nyatakan Poin-poin pendukungyang Penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang
akan disampaikan, maka tahap kedua adalah menyusun poin-poin pendukung yang
penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut.
c.
Ilustrasi dengan Bukti-bukti
Tahap ketiga dalam menyusun outline
adalah memberikan illustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil
dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang dapat disajikan, maka outline yang
Anda buat akan menjadi semakin baik.
2. Menentukan Urutan dengan Rencana
Organisasional
Setelah Anda
mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide Anda, Anda siap untuk memutuskan
bagaimana urut-urutannya. Untuk dapat menentukan urutannya, ada dua pendekatan
penting, yaitu:
a.
Pendekatan Langsung
Pendekatan langsung (direct approach)
sering disebut juga dengan istilah pendekatan deduktif (deductive approach), di
mana ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti pendukungnya.
Gunakan pendekatan ini bila reaksi audiens cenderung positif atau menyenangkan.
b.
Pendekatan Tak Langsung
Pendekatan tak langsung (indirect approach) sering
disebut juga dengan istilah pendekatan induktif (inductive approach), di mana
bukti-bukti muncul terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya.
Gunakan pendekatan ini, bila reaksi audiens cenderung negatif atau tidak
menyenangkan.
Kedua
pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan-pesan singkat (memo
dan surat) maupun pesan-pesan formal atau panjang (laporan, usulan, dan
presentasi). Untuk memilih di antara kedua alternatif tersebut, Anda harus
menganalisis bagaimana reaksi audiens terhadap maksud/tujuan dan pesan-pesan
yang Anda sampaikan.
Setelah
Anda menganalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan
umum, maka Anda dapat memilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai
berikut :
a.
Direct Request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum
digunakan adalah penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct
request (permintaan langsung) dapat berbentuk surat maupun memo. Misalnya, Anda
tertarik terhadap suatu produk baru dan Anda ingin sekali mengetahui berbagai
hal tentang produk tersebut seperd karakteristik, harga, cara pembayaran, dan
sebagainya, maka Anda dapat membuat surat permintaan langsung. Permintaan
langsung menggunakan pendekatan langsung, karena langsung pada poin yang
dituju.
b.
Pesan-pesan Rutin, Good News, atau
Goodwill
Jika Anda memberikan informasi rutin
sebagai bagian dari bisnis tetap Anda, para audiens kemungkinan akan menjadi
netral. Jika Anda mengumumkan penurunan harga, menerima suatu undangan, atau
ucapan selamat dari teman sejawat, para audiens akan senang mendengarnya. Jadi,
pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan
pendekatan langsung.
c.
Pesan-pesan Bad News
Jika Anda mengumumkan penolakan suatu.
lamaran, menolak kredit, perampingan karyawan, penurunan pangkat, maka audiens
Anda umumnya akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Oleh karena itu,
pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan tak langsung. Jika Anda
mempunyai berita yang kurang menyenangkan (bad news) cobalah untuk
menempatkannya pada bagian. pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang
halus.
d.
Pesan-pesan Persuasif
Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhadap
pesan-pesan yang Anda sampaikan, maka pesan-pesan persuasif (persuasive
messages) dapat digunakan dan pendekatannya adalah dengan cara tak langsung.
Untuk melakukan penagihan pinjaman dan penjualan produk, pendekatan yang
digunakan adalah persuasi. Anda perlu membuka pikiran audiens Anda dengan
melakukan persuasi, sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.
Kebanyakan
pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat dasar rencana
organisasional. Tetapi, untuk pesan-pesan yang lebih panjang, seperti pembuatan
laporan dan presentasi, perlu pola yang lebih kompleks untuk menangani semakin
banyaknya informasi. Pola-pola tersebut dapat dibedakan ke dalam dua kategori,
yaitu informasional dan analitikal.

Pemilihan kata dalam penyampaian pesan –
pesan bisnis kepada audiens sangat penting. Penggunaan kata asing yang sukar
dimengerti adalah pemborosan. Agar suatu komunikasi dapat tercapai maksudnya,
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a.
Pilihlah
kata yang sudah familiar
Diperlukan
suatu analisis audiens, terutama untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan
pengalaman audiens. Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan
pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan – pesan bisnis.
b.
Pilihlah
kata-kata yang singkat
Kata-kata
yang singkat selain efisien, juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi kita juga
harus memperhatian kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
c.
Hindari
kata-kata yang bermakna ganda
Penggunaan
kata-kata tersebut akan mengakibatkan penafsiran yang bermacam – macam. Hal ini
dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud dari pesan-pesan bisnis.

Dalam menyusun suatu kalimat perlu
diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan.
Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan
predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan
oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang
dikatakan dan biasanya berupa kata benda.
Tiga jenis kalimat, yaitu:
a.
Kalimat
Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek
dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan
objek baik langsung maupun tidak langsung.
b.
Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen
dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan lausa yang
dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa
dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki
klausa yang utuh.
c.
Kalimat
kompleks
Kalimat
kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen
sebagai anak kalimat.
2.
Perencanaan Laporan Bisnis
Laporan bisnis merupakan suatu laporan yang sifatnya
netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas dan rencana penyajian fakta
kepada orang lain untuk tujuan tertentu. dimakalah ini membehas tentang bagaimana
perencanaan dan penulisan laporan bisnis yang benar.

Laporan bisnis dapat digolongkan kedalam
berbagai cara menurut fungsi, subjek, formalitas, keasliaan, frekuensi, jenis
atau penampilan, pelaksanaan proyek dan pelaksanaan pertemuan. Masing-masing
penggolongan tersebut secara rinci dapat dijelaskan berikut ini :
a)
Berdasarkan Fungsinya
-
Laporan informasi (Information Report)
Berfungsi untuk memberikan informasi
dengan menyajikan fakta-fakta dan rangkuman, tanpa melakukan analisis, menarik
kesimpulan, atau memberi rekomendasi. Nama lain untuk information report adalah
laporan perkembangan (progress reports), laporan sementara (interim report),
dan laporan triwulan (quarterly report).
-
Laporan analitikal(Analitycal Report)
Menyajikan fakta-fakta, menganalisis dan
menafsir, keudian mengambil kesimpulan dan memberi rekomendasi(recommendation
report), usulan (proposal), atau laporan justifikasi (justification report).
b)
Berdasarkan Subjeknya
Suatu laporan dapat dibedakan berdasarkan
departemen tempat laporan tersebut diperoleh. Sebagai contoh adanya laporan
akuntansi, laporan periklanan, laporan pengumpulan kredit, laporan
pembelanjaan, laporan asuransi, laporan pemasaran, laporan ekonomi, laporan
produksi, laporan personalia, laporan statistic, dan laporan-laporan teknik.
c)
Berdasarkan formalitasnya
-
Laporan formal (long reports)
Laporan formal pada umumnya berbentuk
panjang, lebih dari 10 halaman, dan mencakup masalah-masalah kompleks. Namun
demikian, pengertian “panjang” bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi
yang ada.
Laporan formal mencakup tiga bagian
penting, yaitu (1)Body teks: pendahuluan, isi dan penutup; (2) prefatory part:
sampul, judul, halaman, surat kewenangan, penerimaan, persetujuan, pengiriman,
penghargaan, synopsis, abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar isi, dan daftar
tabel; (3) Supplement part: lampiran, daftar pustaka, catatan akhir, daftar
istilah dan indeks.
-
Laporan informal (short reports)
Laporan informal biasanya hanya mencakup
badan teks. Namun demikian, sejumlah laporan informal mencakup judul halaman,
pengiriman, catatan akhir, dan lampiran.
d)
Berdasarkan Keasliannnya
-
Laporan otoritas adalah suatu laporan
yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari komite atau orang lain.
-
Laporan sukarela adalah suatu laporan
yang dibuat atas inisiatif sendiri.
-
Laporan swasta adalah suatu laporan yang
dibuat oleh perusahaan-perusahaan swasta.
-
Laporan publik adalah suatu laporan yang
dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah, termasuk sekolah-sekolah, rumah sakit,
atau lembaga-lembaga lain yang dibiayai oleh nagara.
e)
Berdasarkan Frekuensinya
-
Laporan berkala (periodic reports)
Laporan dapat disusun secara harian,
mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan. Termasuk dalam laporan berkala,
antara lain laporan bursa saham setiap jam, laporan penjulan setiap hari,
laporan biaya setiap minggu, laporan produksi setiap bulan, laporan komite
setiap kuartal, laporan anggaran tahunan.
-
Laporan khusus (special report)
Laporan khusus ditulis ketika ada
kebutuhan terhadap suatu informasi yang unik (khusus) seperti munculnya krisis
dalam perusahaan.
f)
Berdasarkan Jenisnya
-
Laporan Memorandum (periodic report)
Laporan yang menggunakan format memo,
yaitu mencantumkan kepada, dari, subjek, dan tanggal.
-
Laporan surat (letter report)
Laporan surat adalah laporan yang
menggunakan format surat dengan kepala surat yang didalam berisi alamat, salam
pembuka, penutup, tanda tangan dan referensi
-
Laporan dalam bentuk cetakan
Laporan dalam bentuk cetakan memiliki
judul yang sudah tercetak, intruksi, dan baris-baris kosong.
-
Laporan formal (formal report)
Laporan formal biasanya lebih panjang
daripada laporan informal, laporan formal sering juga disebut dengan laporan
panjang (long report).
g)
Berdasarkan Kegiatan Proyek
Dalam melakukan seatu proyek, tedapat
tiga jenis laporan, yaitu
-
Laporan pendahuluan (preliminary
reports). Mencakup persiapan suatu proyek, hasil yang diharapkan, dan cara
melakukan pelatihan pegawai.
-
Laporan perkembangan (progress reports)
mengenai perkembangan pelaksanaan proyek secara berkala
-
Laporan akhir (final report) mengenai
akhir dari suatu pelaksanaan suatu proyek.
h)
Berdasarkan Pelaksanaan Pertemuan
-
Agenda (agenda) adalah suatu dokumen yang
ditulis sebelum pertemuan berlangsung, mencakup jadwal pelaksanaan dan topik
yang akan dibahas dalam pertemuan.
-
Resolusi (resolation) adalah laporan
singkat yang secara formal berisi pengumuman hasil konsensus suatu pertemuan.
-
Notulen (minutes) adalah laporan resmi
dalam suatu pertemuan yang telah berlangsung, mencakup catatan semua hal yang
terjadi dalam pertemuan.
-
Laporan pertemuan (proceedings) adalah
suatu laporan resm, yang cakupan bahasanya luas dan berisi hasil-hasil
pertemuan atau konferensi penting.

1.
Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan terdapat sebelas hal yang
perlu dipertimbangkan, antara lain :
·
Pemberi
kuasa adalah orang yang memberi laporan atau yang meminta laporan.
·
Layout
atau rencana presentasi yang menceritakan kepada pembaca apa saja yang akan
dibahas dalam laporan.
·
Masalah
biasanya didefinisikan diawal bab pendahuluan, sebelum pernyataan mengenai
maksud atau tujuan laporan.
·
Maksud
penulisan laporan harus tampak dibagian pendahuluan. Elemen tersebut
merupakan hal yang sangat penting dalam suatu laporan. Istilah lain untuk
maksud penulisan, antara lain tujuan, misi, strategi, atau sasaran.
·
Ruang
lingkup berkaitan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan untuk
sebuah laporan.
·
Metedologi
mengacu pada metode pengumpulan informasi. Data bisa dikumpulkan dengan membaca
bahan-bahan di perpustakaan, melakukan wawancara, survei, atau eksperimen.
·
Sumber-sumber
primer atau sekunder, meliputi publikasi (majalah, jurnal, surat kabar) catatan
perusahaan, memo, surat, hasil wawancara, karyawan, dan sebagainya.
·
Latar
belakang dari situasi yang sedang diteliti kadangkala dimasukkan jika pembaca
memerlukan latar belakang informasi untuk memperoleh gambaran menyeluruh dan
pemahaman yang jelas terhadap suatu pembahasan.
·
Definisi
istilah perlu dicantumkan jika menggunakan istilah yang memiliki beberapa
penafsiran.
·
Keterbatasan
misalnya dalam hal dana waktu, asisten peneliti atau data yang tersedia.
Seorang penulis tidak perlu malu-malu untuk menyebutkan beberapa keterbatasan
yang ada sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Rekomendasi menjelaskan
tentang keputusan yang perlu dilaporkan didalam suatu laporan, misalnya
keputusan antara membeli mesin baru atau mesin setengah pakai, rekstrukturisasi
karyawan, memeberi uang pesangon,
·
menambah
perangkat lunak dan perangkat keras, membangun kantor perwakilan, dan lain
sebagainnya.
2.
Teks
Bagian terpanjang dari
suatu laporan bisnis adalah tubuh dan isi atatu teks. Dalam bagian ini,
dikembangkan diuraikan hal-hal yang penting secara terperinci. Penulisan
laporan bisnis yang baik harus mencakup temuan fakta yang penting dan relevan
serta membuang hal-hal yang tidak perlu dan tidak relevan dalam maksud
penulisan laporan tersebut.
3.
Penutup
Bagian penutup
berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, mengambil kesimpulan atau
memberi rekomendasi.
·
Rangkuman
berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh
·
Kesimpulan
berisi fakta-fakta yang dibahas
·
Rekomendasi
menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada kesimpulan yang telah
dibuat.
·
Rencana
tindakan merupakan pernyataaan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan
program, anggaran yang diperlukan dan orang-orang yang bertanggunga jawab
terhadap proyek yang akan dilaksanakan.
·
Proposisi
digunakan di dalam dunia akademis atau jurnal sebagai suatu pernyataan yang
tegas, yaitu tuntunan yang didasarkan pada suatu laporan atau artikel.

Bentuk penyusunan suatu laporan memiliki
daya tarik tertentu yang akan mempengaruhi pembacanya. Kebutuhan calon pembaca
juga harus dipertimbangkan manakala memilih rencana organisasional untuk
seluruh tubuh laporan.
A. Cara menyusun tubuh laporan bisnis
Ada 2 cara yang dapat digunakan yaitu :
1.
Cara Deduktif
Menggambarkan laporan dari belakang
kedepan atau menjelaskan ide pokok atau rekomendasi terlebih dahulu, sebelum
menjelaskan hal-hal yang rinci.
2.
Cara induktif
Menjelaskan fakta-fakta yang ada sebelum
ide-ide pokok, kesimpulan atau rekomendasi dikemukakan.
B.
Cara menyusun teks laporan bisnis
1.
Membuat topik-topik atau criteria
Cara ini merupakan hal yang umum dalam
membuat laporan. Judul utama mungkin menggunakan keriteria standar,
faktor-faktor, pemecahan masalah, manfaat, atau karakteristik. Apabila tujuan
laporan adalah untuk menentukan apakah suatu perusahaan harus membeli atau
memproduksi, maka keputusan pertama adalah menentukan kriteria yang paling
penting.
2.
Menyusun suatu peristiwa atau berbagai
kejadian
Dalam pembuatan agenda, program konvensi,
atau laporan perkembangan, aturan perkembangan secara kronologis menggunakan
periode waktu seperti tanggal, bulan, tahun, jam atau musim dapat digunakan
sesuai dengan pokok bahasan.
3.
Mendeskripsikan lokasi atau tempat
Treks bias dikembangkan dengan
mendeskripsikan lokasi atau tempat, apakah dirumah, pabrik,kantor, pusat
perbelanjaan, perusahaan internasional, dengan cabang-cabangnya yang tersebar
secara geografis ke berbagai penjuru dunia.
4.
Menjelaskan suatu proses atau prosedur
Cara mengembangkan ini hampir sama
pendekatan kronologis. Metode ini menelusuri tahapan-tahapan, Misalnya suatu
tahapan kebijaksanaan , operasi mesin, prosedur melakukan tabungan atau
penarikan simpanan.
5.
Menyusun urutan tingkat kepentingannya
secara alphabet.
Urutan pertama berisi ide-ide,
kejadian-kejadian, atau topik yang paling penting, selanjutnya kurang penting
atau tidak penting.
6.
Menyusun urutan tingkatan familiaritas
Cara ini mengembangkan teks dengan
menyajikan hal-hal yang paling sederhana atau familier terlebih dahulu,
kemudian meningkat ke yang lebih kompleks atau yang kurang familier. Seseorang
cenderung lebih mudah memahami hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya dari
pasa yang tidak atau belum diketahui.
7.
Menyusun sumber-sumber yang digunakan
Metode ini cocok digunakan jika pembaca
sangat tertarik kepada sumber informasinya serta memilih sumber-sumber yang
sesuai.
8.
Pemecahan masalah
Cara ini umum digunakan untuk
mengorganisasi suatu presentasi yang bersifat persuasi.
C.
Metode Outline
Membantu melihat hubungan antara topik,
membandingkan proporsi dan judul, mengecek keterkaitan seluruh materi didalam
suatu susunan yang logis, dan menghilangkan tumpang tindih.
Dalam menyusun sub judul, perlu
diperhatikan 5 hal yaitu :
1.
Tempatkan ide-ide yang paling penting,
Pertimbangkan panjang laporan, subjek dan pembaca.
2.
Keseimbangan masing-masing bagian dijaga
dengan baik.
3.
Jika membagi suatu topik paling tidak
harus terdapat 2 sub judul.
4.
Gunakan pertimbangan dengan baik, jangan
terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit untuk sub judul.
5.
Jangan pernah menggunakan judul laporan
sebagai bagian judul(sub judul)
3.
Presentasi Bisnis
Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua
level/tingkatan dalam suatu perusahaan berskala menengah dan besar merupakan
hal yang biasa. Baik dalam kaitannya dengan masalah pemasaran, keuangan,
personalia, produksi, dan teknologi informasi.

1.
Penguasaan terhadap topik atau materi yang
akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan
disampaikan merupakan hal terpenting dalam sebuah presentasi. Berhasil atau
tidaknya sebuah presentasi bergantung pa kemampuan pembicara dalam memahami
setiap detail hal-hal yang terkan dung dalam isi materi presentasi.
Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan akan menghambat
penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image yang kurang baik
bagi pembicara tersebut.
2.
Penguasaan berbagai alat bantu presentasi
dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat
dari isi materi yang disampaikan tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana cara
membawakannya. Apabila penyampaian presentasi dilakukan secara menarik, maka
audiens akan merasa senag. Terlebih jika pada saat presentasi pembicara
menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai penunjang presentasi, seperti
OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio visual.
3.
Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai,
maka pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Metode
yang digunakan adalah dengan menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan,
mengapa dan bagaimana, maka pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa
sebenarnya audiens yang dimaksud.
4.
Menganalisis berbagai lingkungan lokasi
atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih
dekat dengan lingkungan lokasi atau tempat dimana ia akan melakukan presentasi.
Pengenalan terhadap lokasi ataupun tempat akn sangat membantu pembicara dalam
menyampaikan presentasi, penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian
presentasi.

Secara umum analisis audience yang
pertama dilakukan menyangkut latar belakang, meliputi pendidikan, usia,
pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-lain. Dari latar belakang dapat diketahui
apa kebutuhan dan keinginan audience. Pemahaman kebutuhan dan keinginan
audience selanjutnya akan digunakan untuk menentukan gaya/ pendekatan dan
isi presentasi yang tepat. Setelah latar belakang kemudian dianalisis
ukuran/ jumlah, komposisi, dan reaksi.
1.
Jumlah
Ketahui
berapa jumlah audience dalam presentasi apakah hanya terdiri
dari beberapa orang saja, puluhan orang atau bahkan lebih dari seratus.
Presentasi dengan
jumlah audience yang berbeda menuntut penggunaan pendekatan yang
berbeda pula. Pada presentasi dengan audience beberapa
orangsaja memungkinkan untuk melakukan diskusi, tanya jawab, dan
bersama-sama menyusun kesimpulan.
Namun, presentasi
dengan audience yang semakin banyak, pendekatan seperti di atas sulit
dilakukan. Yang paling mungkin dilakukan adalah pendekatan satu arah, yaitu
pembicara berbicara atau bercerita kepada audience.
2.
Komposisi
Presentasi dengan
jumlah audience yang relatif banyak, menuntut pembicara memahami komposisi
audience. Misalnya apa saja tingkat pendidikan audiencetermasuk
jumlah masing-masing tingkat.
Usia audience berkisar
dari berapa sampai berapa, dan bagaimana penyebarannya. Komposisi audience yang
relatif sama disebut dengan audience homogen. Misalnya presentasi di hadapan
siswa SMA akan menghadapi audience yang relatif homogen. Homogenitas siswa
SMA dapat dilihat dari usia yang relatif sama.
Komposisi audience yang
besar tingkat perbedaannya disebut heterogen. Misalnya, seorang sales kompor
gas presentasi di hadapan ibu-ibu peserta arisan kampung. Meskipun jenis
kelaminnya sama, namun pendidikannya berbeda, usianya sangat beragam,
pekerjaannya sangat beragam, dan penghasilan keluarganya pun sangat beragam.
3.
Reaksi
Secara umum reaksi
audience dapat digolongkan menjadi 3, yakni menolak, menerima, dan
tidak bereaksi. Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus mempersiapkan diri
menghadapi kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun reaksi audience
dapat diperkirakan atau diprediksi sebelumnya, namun kadang-kadang
mereka atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti yang diperkirakan.

Penguasaan terhadap materi yang akan
disampaikan merupakan hal terpenting dalam sebuah presentasi. Berhasil atau
tidaknya sebuah presentasi bergantung pa kemampuan pembicara dalam memahami
setiap detail hal-hal yang terkan dung dalam isi materi presentasi.
Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan akan menghambat
penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image yang kurang baik
bagi pembicara tersebut.
Referensi:
http://googleweblight.com/?lite_url=http://xerma.blogspot.com/2014/04/pengorganisasian-pesan-pesan-bisnis.html?m%3D1&ei=GvT8I1ZV&lc=id-ID&s=1&m=201&host=www.google.co.id&ts=1510635836&sig=ANTY_L1sGi8RmbSBwd3qm5IfImDIgaDjNw
http://blogserbabis.blogspot.co.id/2014/04/makalah-revisi-pesan-pesan-bisnis.html?m=1
http://blogserbabis.blogspot.co.id/2014/04/makalah-revisi-pesan-pesan-bisnis.html?m=1